Jika kita hidup disuatu komunitas sudah barang tentu disana akan
kita dapatkan berbagai istilah yang hanya dipakai di dalam komunitas tersebut,
tanpa terkecuali komunitas santri yang sebagian besar umur dan hidupnya
terkalang tembok suci pondok, banyak istilah-istilah yang mungkin terdengar
asing ditelinga orang luar tapi familiar di lisan para santri.
Nah ! Di PP.Shafwanul Musthafa sendiri tempat saya khidmah
ada istilah atau lebih tepatnya ungkapan pendek yang sering dipakai oleh salah
satu guru staf pengajar untuk sekedar guyon maupun menggertak kepada
santri-santri yang rada nyleneh atau melakukan hal-hal yang di anggap
menyalahi peraturan pondok, ungkapan itu ialah “ tampar di mata nih !”
yang jika kita terjemahkan ke dalam bahasa nasional artinya: Ku tampar matamu
!.
Saya kira ungkapan itu produk asli dari sang guru, ternyata eh
ternyata ! betapa terkejutnya saya sekaligus kagum setelah sekian lama
mendengar bahkan seringkali ikut memakai ta’bir itu dalam berinteraksi
dengan para santri bahwa kalimat tersebut telah dipakai sejak zaman sahabat
nabi SAW yaitu kurang lebih 1400 tahun
yang lalu, bagaimana bisa ? begini ceritanya:
Diceritakan oleh as syeikh Nawawi bin Umar al Bantani di dalam
kitab Nuuru adz-Dzolaam yang merupakan keterangan dari Nadzom Aqidatu al Awaam
bahwa khalifah Ali bin Abi Thalib KW mempunyai enam orang anak dari Sayyidah Fathimah
RA binti Rasulillah SAW yang terdiri
dari 3 putra yaitu: Hasan, Husen dan Muhassin, dan tiga orang putri, yaitu: Zainab,
Ummu Kultsum dan Ruqayyah. Di antara tiga putri Sayyidina Ali tersebut ada yang
kemudian menikah dengan Sayyidina Umar bin al Khatthab dimasa kekhalifahannya,
ialah sayyidah Ummu Kultsum binti sayyidina Ali KW
As-syeikh nawawi menuliskan:
رُوِيَ أَنَّ عُمَرَ [ بْنَ
الخَطَّابِ ] خطب إلى علي بنته أم كلثوم، فذكر له صغرها، فعاوده فقال علي: أبعث
بها إليك، فإن رضيت فهي امرأتك، فأرسلها إليه فكشف عن ساقها، فقالت: مه ! فلولا
أنك أمير المؤمنين . . . للطمت عينك. اهـ نور الظلام ص 197 دار المنهاج
Diriwayatkan
bahwasanya sy.umar RA datang kepada sy.ali KW untuk meminang putrinya yang
bernama Ummu Kultsum, sy. Ali pun menerangkan bahwa putrinya itu masih kecil,
kemudian sy. Umar datang kembali lalu sy.Ali pun menjawab: aku akan mengutus
putriku kepadamu, jika engkau senang maka ia adalah istrimu, maka ia pun
mengutus putrinya kepada sy.umar lalu ia membuka betis anak perempuan tersebut,
anak perempuan itupun berkata: berhentilah ! andai engkau bukan seorang amirul
mukminin maka sudah ku tampar matamu !. Nuuru adz-Dzolaam hal 197
Daar elMinhaaj.
Ketika membaca bagian ini antara takjub dan kagum saya tertegun dan
bergumam di hati, “ini ustadz guyonnya koq ilmiyyah dan ada nilai sejarahnya
???”. saya rasa ini penting saya utarakan meski lewat tulisan agar siapa
saja wabil khusus seseorang yang notabenenya adalah santri pondok untuk
selalu memandang gurunya dengan ta’dzim dan penuh dengan sangka baik karena
dibalik tindak tanduk sang guru tak terkecuali guyonannya yang sering
kali menyelipkan unsur tarbiyah dan tak lepas dari dasar keilmuan. Wallahul
muwaffiq ilaa aqwami at thariiq. By, Sibawaihi Saifullah, Ahad, 01032020.
Nice
BalasHapusTulisan pemula, mohon kritik dan sarannya nggeh
HapusLanjutkan guru...
BalasHapusKritik dan saran akan bermunculan jika sudah mulai nyenggol² dikit,,, tanpa d.sengaja tp nyenggol x, he
Haha makasih, klo uda banyak pasti ad aja yg kesenggol sengaja ga sengaja,semoga ada itu senggolan hidayah 😋
Hapus