Kamis, 05 Maret 2020

Belajar Nahwu dasar “ Mengenal tanda-tanda isim”


Bismillahirrohmaanirrohiim, Sebagaimana yang telah kita bahas pada tulisan sebelumnya, telah kita ketahui bahwa bagian kalam dalam bahasa Arab ada tiga macam, yaitu: isim, fi’il dan harf. Sebagai pendekatan bisa kita katakan bahwa isim ialah kata benda, fi’il ialah kata kerja dan harf ialah kata sambung, penjelasan singkat seperti ini mungkin akan lebih mudah dimengerti oleh sebagian pemula dalam ilmu Nahwu.
            Jika kita masih belum bisa membedakan antara kalimat-kalimat tersebut hanya dengan ta’rif atau devinisi, maka di dalam artikel kali ini kita akan membahas alamat alias tanda dari masing-masing kalimat tersebut agar lebih dikenal dan lebih bisa dibedakan antara satu kalimat dengan yang lainnya, dimulai dengan alamat isim.
Alamat-alamat isim
Isim bisa dibedakan dari fi’il dan harf dengan enam alamat yang dicari secara berurutan:
1.      Alif lam, seperti:          الرَّجُلُ
2.      Tanwin, seperti:           رَجُلٌ
3.      Nun, seperti:                رَجُلَانِ، مُسْلِمُوْنَ
4.      Idlofat, seperti: كِتَابُ زَيْدٍ
5.      Alamiyyah ( nama ), seperti:   أَحْمَدُ، مَكَّةُ
6.      Isnad biasanya pada isim-isim mabni, seperti: ضَرَبْتُ
Berikut adalah jadwal Syahid alamat-alamat isim
شاهد
كلمة
علامة
شاهد
كلمة
علامة
الرَّجُلُ
اسم
ال
كِتَابُ زَيْدٍ
اسم
إضافة
رَجُلٌ
اسم
تنوين
أَحْمَدُ
اسم
علمية
رَجُلَانِ
اسم
نون
مَكَّةُ
اسم
علمية
مُسْلِمُوْنَ
اسم
نون
ضَرَبْتُ
اسم
إسناد

Catatan:
1.      Alamat-alamat di atas terbagi menjadi tiga:
a.       Alamat di awal kalimat, yaitu alif lam.
b.      Alamat di akhir kalimat, yaitu tanwin dan nun.
c.       Alamat ma’nawiyyah ( tidak dilafadzkan tetapi difaham dari makna ), yaitu: idlofah, alamiyyah dan isnad.
Maka ketika mencari alamat suatu kalimat kita bisa melihat di awal kalimat tersebut apakah ada alif lam atau tidak ? jika tidak ada maka kita lihat di akhir kalimat tersebut apakah ada tanwin kemudian nun ? begitu seterusnya seperti urutan di atas.
2.      Tanwin ialah suara nun mati yg terdengar di akhir kalimat, sedangkan Nun pada contoh: رَجُلَانِ dan مُسْلِمُوْنَ adalah pengganti dari tanwin pada bentuk mufrod keduanya.
3.      Idlofat ialah menggabung dua kalimat sehingga menunjukkan satu makna, jelasnya, lafadz كتاب dan زيد sebelum digabung mempunyai makna masing masing, tetapi ketika digabung atau diidlofahkan menjadi كِتَابُ زَيْدٍ maka keduanya hanya menunjukkan satu makna yaitu kitab.
4.      Isnad atau ikhbaar ‘anhu atau hadiits ‘anhu jika artinya ialah kalimat yang diceritakan, seperti kita menceritakan zaid dengan mengatakan زيد قائم maka zaid adalah isim karena statusnya sebagai kalimat yang ceritakan, begitu juga ketika kita mengi’rob قام dengan mengatakan قَامَ فِعْلٌ مَاضٍ maka kalimat قام adalah isim karena statusnya sebagai kalimat yang diceritakan, alamat ini sebenarnya termasuk alamat isim yang paling berpengaruh karena dengannya diketahui keisimannya تاء dalam ضربتُ, tapi karena alamat ini termasuk dalam kategori maknawiyyah maka cukup sulit bagi pemula untuk mendeteksinya kecuali dengan mengetahui maknanya, maka dari itu secara ringkas kita katakan bahwa isnad biasanya menjadi alamat bagi sekalian isim mabni yang akan dibahas di dalam bab khusus insya Allah.
5.      Alamat-alamat tersebut kadang berkumpul dalam satu kalimat, seperti: زَيْدٌ disini ada tanwin juga alamiyyah, jika hal ini terjadi maka kita pilih untuk ditulis di jadwal alamat yang disebutkan lebih dahulu, yaitu tanwin.
Sampai disini pembahasan kita tentang alamat-alamat isim, untuk hal yang kurang jelas bisa ditanyakan di kolom komentar, kritik dan saran membangun selalu kami harapkan, semoga bermanfaat, wassalaam. By Sibawaihi Saifullah, Kamis, 05032020

4 komentar:

  1. Terimakasih ustd sudah menyediakan artikel tentang nahwu dasar...
    Sangat membantu sekali buat refrensi 🤗🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 ....alhamdulillah, trima kasih sudah mampir ninggalin komen 🤗

      Hapus
  2. Alhamdulillah, artikel ringkas seperti ini sangat di butuhkan sejak Lama oleh santri" Yang masih menyelam dalam mengkaji ilmu alat,terkhusus ilmu nahu dasar seperti ini..
    Banyak faidah Yang kmi dapati Dr artikel ini.
    Kami berharap tulisan seperti ini semakin berkembang Dan berkesinambungan hingga berbuah manfaat besar bagi para santri maupun santriwati saat ini Dan akan datang


    Jazakumulloh khoiron ustadz sibawaihi saifullah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah jika bermanfaat... Semoga diistiqomahkan,kritik dan saran sangat d harapkan agar bisa menulis dg bahasa yg lebih baik dan lbih mudah di fahami. Doanya nggeh !!!

      Hapus