Jumat, 13 Maret 2020

Belajar Nahwu dasar “ Mengenal i’rab dan bagian-bagiannya”



Bismilahirrahmaanirrahiim, setelah kita mengetahui kalimat-kalimat yang merupakan bagian kalam lengkap dengan ta’rif dan tanda-tandanya, dengan itu artinya kita sudah bisa mengenal dan membedakan antara satu kalimat dengan yang lainnya secara satu persatu atau terpisah, maka dalam kesempatan kali ini kita akan membahas kalimat-kalimat tersebut jika digandeng bersama kalimat lainnya sehingga menimbulkan perubahan keadaan didalam kalimat tersebut yang disebut dengan i’rab.
Pengertian I’rab
I’rab menurut kitab Muqaddimah Aajuruumiyyah ialah:
تَغْيِيْرُ أَوَاخِرِ الْكَلِمِ لِاخْتِلَافِ العَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا أَوْ تَقْدِيْرًا
Artinya: Merubah akhir kalimat karena berbeda-beda ‘amil yang memasukinya, perubahan itu bisa berupa lafadz ( ucapan ) atau taqdir ( hanya dikira-kirakan, tidak nampak pada ucapan ).
Al Imam as Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan menjelaskan:” Bahwa lafadz Zaid sebelum digandeng dengan kalimat lain (baca: ‘amil ) hukumnya mauquf alias tidak bisa diberi harokat akhirnya dengan dlommah, fathah maupun kasrah, baru kemudian jika kita gandeng dengan جاء maka  kita katakan جاء زيد dengan dlommah, atau رأيت maka kita katakan رأيت زيدا dengan fathah. Atau باء maka kita katakan مررت بزيد dengan kasrah.
Perubahan akhir kalimat زيد dari dun ke dan atau din disebabkan جاء, رأيت dan الباء huruf jarr itulah yang dinamakan i’rab, sedangkan جاء, رأيت dan الباء yang menyebabkan akhir kalimat زيد berharakat dengan dlommah, fathah atau kasrah itu dinamakan dengan ‘amil”. ( Syarah Mukhtashar Jiddan dengan sedikit perubahan redaksi )
Kemudian i’rab atau perubahan akhir kalimat itu kadang-kadang nampak pada ucapan seperti contoh di atas, i’rab seperti itu dinamakan i’rab lafdziy, dan terkadang tidak nampak pada ucapan maka oleh ulama nahwu perubahan itu ditaqdirkan alias dikira-kirakan, i’rab seperti ini dinamakan i’rab taqdiriy, hal ini terjadi pada beberapa kalimat, diantaranya:
1.      Isim maqshuur yaitu isim yang diakhiri dengan alif laazimah, seperti الفتى. Semua i’rob ditaqdirkan padanya, baik dlommah, fathah maupun kasroh, karena alif tidak menerima harakat. Seperti: جَاءَ الفَتَى، رَأَيْتُ الفَتَى، مَرَرْتُ بِالْفَتَى
2.      Isim manquush yaitu isim yang diakhiri dengan ya’ laazimah, seperti القاضي. Semua i’rab kecuali fathah ditaqdirkan padanya karena bberat mengucapkan ya’ diakhir kalimat dengan harakat dlommah atau kasrah, seperti: جَاءَ القَاضِي، رَأَيْتُ القَاضِيَ، مَرَرْتُ بِالْقَاضِي
3.      Isim mudlof ilaa yaa’il mutakallim yaitu isim yang beridlofat kepada ya’ yang bermakna “aku”, semua i’rab ditaqdirkan padanya karena menyesuaikan harakat dengan huruf ya’, seperti:جَاءَ غُلَامِي، رَأَيْتُ غُلَامِي، مَرَرْتُ بِغُلَامِي
Catatan:
1.      Alif dan ya’ laazimah ialah alif dan ya’ yang merupakan bagian dari huruf asli kalimat bukan tambahan, dalam ilmu sharaf dikenal dengan laam kalimah karena letaknya diakhir berhadapan dengan laam pada wazan.
Macam-macam i’rab
I’rab ada empat macam:
1.      Rafa’ yaitu i’rab yang ditandai dengan dlommah atau penggantinya pada akhir kalimat.
2.      Nashab yaitu i’rab yang ditandai dengan fathah atau penggantinya pada akhir kalimat.
3.      Khafadl/ jarr yaitu i’rab yang ditandai dengan kasrah atau penggantinya pada akhir kalimat.
4.      Jazam yaitu i’rab yang ditandai dengan sukun atau penggantinya pada akhir kalimat.
Rafa’ dan nashab bisa menjadi i’rab bagi isim dan fi’il, sedangkan khafadl khusus untuk isim, dan jazam khusus untuk fi’il.

الإعراب


جزم
خفض
نصب
رفع







للأفعال
للأسماء
جزم
نصب
رفع
خفض
نصب
رفع

Sekian penjelasan seputar i’rab pada tulisan kali ini, untuk hal-hal yang dirasa belum tuntas atau belum difahami bisa ditambahkan atau ditanyakan dikolom komentar, semoga bermanfaat, Wassalaam. By Sibawaihi Saifullah, Sabtu, 14032020.

2 komentar:

  1. Alhamdulillah ...
    Sangat membantu sekali, bagi yg pemula gini.
    Bahasanya jg mudah difahami.

    Terimakasih ustd🙏

    BalasHapus